PENGANTAR
Asyrath as-Sa’ah (tanda-tanda Kiamat) adalah indikasi-indikasi Kiamat yang
mendahuluinya dan menunjukkan kedekatan (waktu)nya. Sementara Kiamat (as-Sa’ah)
dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga) makna, yaitu :Pertama, Kiamat Kecil (as-Sa’ah
ash-Shughra) yaitu kematian manusia. Barangsiapa yang meninggal dunia maka
telah terjadi Kiamat padanya, karena ia masuk ke dalam alam akhirat.Kedua,
Kiamat Sedang (as-Sa’ah al-Wushtha) yaitu meninggalnya generasi satu
abad tertentu.Ketiga, Kiamat Besar (as-Sa’ah al-Kubra) yaitu
dibangkitkannya manusia dari kubur mereka untuk dihisab (al-hisab) dan dibalas
(al-jaza’) amalan-amalannya di dunia.
PEMBAHASAN
·
Beberapa hadits-hadits tentang hari qiyamat salah satunya
sebagai berikut :
1.
. Fenomena Mengaku “Nabi”
Dalam ash-Shahihain
dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلاَثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ
أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ »
“Tidak akan
terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’ yang
(jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan
Allah (Rasulullah).”
Diantara mereka yang tiga puluh itu
telah muncul Musailamah al-Kadzdzab (sang pendusta), ia mengaku sebagai
nabi di akhir masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ada pula al-Aswad
al-‘Ansi di negeri Yaman yang dibunuh oleh sahabat Radhiyallahu ‘Anhu
Demikian dengan Sajah (binti Harits,
pent.), seorang wanita yang mengkalim dirinya sebagai nabi, dan Musailamah
menikahinya. Kemudian setelah Musailamah terbunuh, ia kembali memeluk Islam.
Begitu juga Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi, kemudian ia kembali memeluk Islam
dan baik keislamannya. Kemudian muncul al-Mukhtar bin Abi ‘Ubaid ats-Tsaqafi
yang menampakkan kecintaan kepada ahlul bait (keturunan nabi). Ada lagi
al-Harits al-Kadzdzab (si pendusta) yang muncul di era kekhalifahan
‘Abdul Malik bin Marwan, maka dibunuh. Dan di masa sekarang, adalah Mirza Ahmad
al-Qadiyani di India.
2.
. Hilangnya Amanat
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« إِذَا ضُيِّعَتْ
الأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ ، قَالَ : كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
؟ قَالَ : إِذَا أُسْنِدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
»
‘Jika amanat
telah disia-siakan, maka tunggulah Kiamat.’ (Abu Hurairah ra) bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, bagaimana amanat itu disia-siakan?’ Beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Jika
urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah Kiamat!’.” HR. Al-Bukhari.
3.
. Diangkatnya ilmu dan fenomena Kebodohan
Dari Anas bin
Malik Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« مِنْ أَشْرَاطِ
السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ »
‘Diantara
tanda-tanda Kiamat adalah ilmu dihilangkan dan kebodohan diteguhkan’.”
Yang dimaksud dengan diangkatnya ilmu
adalah diwafatkannya para ulama, sebagaimana riwayat dalam hadits ‘Abdullah bin
Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu ‘Anhuma bertutur, “Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« إِنَّ اللَّهَ
لا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ
الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ ، حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ
رُءُوسًا جُهَّالا ، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ ، فَضَلُّوا ، وَأَضَلُّوا »
“Sesungguhnya
Allah tidak mencabut ilmu langsung dari para hamba, tetapi mencabut ilmu dengan
mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka
manusia akan menjadi orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya,
kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka seat lagi
menyesatkan orang lain.” HR. Al-Bukhari dan Muslim.
4.
. Fenomena al-Ma’aazif (alat-alat musik) dan
Menganggapnya Halal
Al-Bukhari
meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Malik al-Asy’ari Radhiyallahu
‘Anhu bahwa ia mendenagr Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لَيَكُونَنّ مِنْ
أُمَّتِي أَقْوَام يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِير وَالْخَمْر وَالْمَعَازِف ,
وَلَيَنْزِلَنّ أَقْوَام إِلَى جَنْب عَلَمٍ يَرُوح عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ
تَأْتِيهِمْ الْحَاجَة فَيَقُولُونَ : اِرْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا , فَيُبَيِّتهُمْ اللَّه
وَيَضَع الْعَلَم , وَيَمْسَخ آخَرِينَ قِرَدَة وَخَنَازِير إِلَى يَوْم الْقِيَامَة »
“Kelak
terjadi dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutra, khamer dan
alat-alat musik. Dan sungguh ada beberapa kaum yang akan singgah di suatu
pegunungan yang tinggi, pada sore harinya (seorang pengembala) menjambangi
mereka dengan membawa hewan ternaknya, mereka didatangi –oleh pengembala fakir
itu- untuk suatu kebutuhan, lalu mereka berkata: ‘Kembalilah kepada kami
besok.’ Maka di malam harinya Allah (membinasakan) mereka dan hancurlah gunung
tersebut, dan merubah sebagian mereka menjadi kera dan babi sampai hari
kiamat.”
5.
. Zaman Semakin Singkat
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ »
“Tidak akan
terjadi hari Kiamat hingga zaman semakin berdekatan.” (HR. Al-Bukhari)
Dan masih dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَيَكُونَ الشَّهْرُ
كَالْجُمُعَةِ وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ
وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعْفَةِ »
“Tidak akan
terjadi hari Kimat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun bagaikan
sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan hari jum’at seperti sehari,
sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan seperti terbakarnya pelepah pohon
kurma (cepat sekali, pent.).” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan Al-Albani meshahihkannya).
6.
. Fenomena Kemusyrikan Pada Umat Ini
Diriwayatkan
oleh Abu Daud dan at-Tirmidzi dari Tsauban Radhiyallahu ‘Anhu
menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« إِذَا وُضِعَ السَّيْفُ
فِى أُمَّتِى لَمْ يُرْفَعْ عَنْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ
مِنْ أُمَّتِى الأَوْثَانَ »
“Jika pada
umatku pedang telah diletakkan, maka
ia tidak akan pernah diangkat darinya sampai hari Kiamat, dan tidak akan terjadi hari
Kiamat hingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti kaum musyrikin, dan
beberapa kabilah dari umatku menyembah berhala.”
Dan Imam
al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu
menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى تَضْطَرِبَ أَلْيَاتُ نِسَاءِ دَوْسٍ حَوْلَ ذِى الْخَلَصَةِ »
“Tidak akan
terjadi hari Kiamat hingga bokong-bokong para wanita Daus bergoyang di sekitar
Dzil Khalashah.”
7.
. Orangtua Bergaya Anak Muda
Dari Ibnu
‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma menuturkan, “Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« يَكُونُ قَوْمٌ
يَخْضِبُونَ فِى آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ ، لاَ يَرِيحُونَ
رَائِحَةَ الْجَنَّةِ »
‘Akan ada di
akhir zaman satu kaum yang menyemir rambut mereka dengan warna hitam bagaikan
dada burung merpati, mereka tidak akan pernah mencium harumnya surga’.” (HR.
Ahmad).
8.
Banyaknya Peristiwa Gempa Bumi
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
«
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَكْثُرَ الزلازلُ »
“Tidak akan
terjadi hari Kiamat hingga terjadi banyak peristiwa gempa bumi.” HR. Al-Bukhari
·
TANDA-TANDA QIYAMAT DILIHAT DARI SEGI
KONTEKSNYA
Dari hadis-hadis shahih kita bisa mendapatkan informasi mengenai
tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat. Diantara tanda-tanda yang tersebut
dalam hadis yaitu:
Tanda-tanda dari kehidupan manusia
Tanda-tanda dari kehidupan manusia
1.
Ketika
manusia kesulitan mencari orang yang akan diberi zakat atau sedekah dari
hartanya. Ini menandakan suatu masa ketika manusia telah mencapai
kemakmurannya. Semua manusia telah memberantas kemiskinan. Kemiskinan telah
terhapus dari dunia.
2.
Ketika
ilmu telah diangkat oleh Allah.Allah mematikan semua manusia yang berilmu.
Sehingga tinggalah didunia orang-orang yang Jahil saja. Yaitu saat manusia
tidak lagi memperdulikan tentang ilmu agama maupun kemanusian. Manusia sudah
tidak ada lagi yang menyebut nama Allah. Manusia sudah terbiasa membunuh
sampai-sampai tidak tahu lagi untuk apa dia membunuh. Dengan diangkatnya ilmu
dari peradaban manusia, maka manusia berada pada posisi yang lebih rendah dari
binatang. Mabuk-mabukan dan Zina menjadi kebiasan manusia.
3.
Ketika
manusia sudah bosan hidup. Tandanya setiap orang yang melewati suatu kuburan
berdoa agar lekas mati lalu masuk kubur.
Tanda-tanda dari Alam:
1. Sering terjadi gempa dan bencana Alam
2. Matahari terbit dari barat
3. Waktu semakin cepat, sehari serasa sejam.
Tanda-tanda besar
1. Turunnya Isa Al Masih
2. Munculnya Al masih Dajjal (dajjal terbesar).
3. Turunya Ya'juj dan Ma'juj
4. Terjadi perang besar antara 2 bangsa yang paling besar.
Terlepas dari tanda-tanda kiamat tersebut, sebenarnya yang lebih
patut kita selalu ingat adalah kiamat kecil yang selalu menghampiri manusia
yaitu kematian. Kita tidak pernah tahu kapan dan dimana kita akan mati. Mungkin
banyak diantara kita menyaksikan keluarga, teman atau tetangga yang tiba-tiba
meninggal dunia, padahal beberapa jam sebelumnya masih sempat bersenda gurau
dengan kita.Dan yang pasti kita semua akan mati. Orang yang beriman yakin bahwa
setelah kematian akan ada kehidupan setelahnya. Sehingga sebelum kematian
itulah kita harus telah mengumpulkan bekal untuk kehidupan setelah kematian.
0 comments:
Post a Comment