A.
LATAR BELAKANG.
Dengan semakin majunya di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perubahan dan perkembangan
masyarakat menjadi semakin modern. Termasuk di dalamnya tehnik mempelajari
Al-Qur'an. Oleh karena itu sangat diperlukan penguasaan dalam membaca Al-Qur'an
yang sesuai dengan tajwid dan ghoribnya. Karena jika dalam membaca Al-Qur'an
terjadi kesalahan sedikit saja akan membuat kesalahan dalam maknanya.
Tidak dapat disangkal lagi,
membaca dan menulis adalah tangga untuk dapat mencapai ilmu pengetahuan yang
akan membawa manusia ke tingkat kehidupan yang mulia dan jaya.[1]
Oleh karena itu,
keterampilan membaca merupakan sarana yang sangat penting untuk mengetahui
suatu ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum. Dalam hal ini seorang
santri/siswa harus memiliki keterampilan membaca. Adapun salah satu cara untuk
memiliki keterampilan membaca Al-Qur'an adalah dengan sistem individual, yaitu
siswa berhadapan langsung dengan guru dan belajar sesuai tingkat kemampuannya.
Padahal sistem sorogan ini merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan
sistem pendidikan Islam tradisional, sebab sistem ini menuntut kesabaran,
kerajinan, ketaatan dan kedisiplinan pribadi santri/siswa.[2]
B.
RUMUSAN MASALAH.
1.
Bagaimana
pelaksanaan metode individual dalam kegiatan belajar mengajar di TPQ AL-azhar Permata Puri Semarang ?
2.
Bagaimana
kemampuan membaca Al-Qur'an bagi siswa atau santri TPQ Al-azhar Permata Puri Semarang ?
C.
MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN.
1.
Untuk mengetahui
pelaksanaan metode individual di TPQ Al-azhar Permata Puri Semarang.
2.
Untuk
mengetahui kemampuan membaca bagi santri/siswa TPQ Al-azhar Permata Puri semarang.
3.
Untuk
mengetahui ada tidak adanya pengaruh metode Individual terhadap kemampuan membaca Al-Qur'an di TPQ Al-azhar Permata Puri Semarang tersebut.
D.
KAJIAN PUSTAKA.
E.
LANDASAN TEORI.
F.
HIPOTESIS.
Hipotesis adalah
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data-data yang terkumpul.[3]
Agar dalam penelitian
yang menggunakan analisis statistik ini dapat terarah, maka langkah awal yang
perlu ditempuh adalah merumuskan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian
ini adalah : "Semakin siswa/santri aktif mengikuti kegiatan individual maka
kemampuan membaca Al-Qur'an semakin baik”.
G.
VARIABEL PENELITIAN.
1. Variabel independen yaitu metode individual, indikatornya :
1. Kedisiplinan
3. Ketaatan
2. Variabel dependen yaitu kemampuan membaca
Al-Qur'an, indikatornya :
1. Kefasihan
2. Ketartilan.
H.
DEFINISI OPERASIONAL.
Untuk memudahkan pemahaman dan
menghindari kesalahpahaman, maka memberikan beberapa istilah diantaranya yaitu:
1.
Kemampuan
Kemampuan secara
bahasa berarti “kesanggupan, kecakapan, kekuatan”.[4]
2.
Baca
Al-Qur’an
Membaca dilihat dari
susut bahasa berarti “membaca serta memahami isi dari apa yang dibaca (dengan melisankan atau hanya dalam hati),
mengeja atau melafalkan apa yang dibaca”.[5]
Sedangkan pengertian secara istilah membaca dapat diartikan sebagai “kecakapan
untuk memahami pengertian-pengertian yang dimaksud oleh seseorang pengarang”.[6]
3.
Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
Pengertian
Taman pendidikan
al-Qur’an adalah pendidikan untuk baca dan menulis al-Qur’an di kalangan
anak-anak.[7]
Tujuan pengajaran adalah merupakan salah satu aspek yang harus dioerhatikan,
karena pendidikan akan dikatakan berhasil apabila tujuan tersebut dapat
tercapai atau paling tidak mendekati target yang telah ditentukan.
I.
POPULASI DAN SEMPEL.
1.
Populasi
Populasi yakni
keseluruan informasi yang dapat memberikan data, baik yang berupa manusia,
gejala-gejala benda atau peristiwa dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah
ditetapkan[8].
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa TPQ Al-azhar Permata Puri Semarang jilid 4,5 dan 6 yang jumlahnya 120 siswa.
2.
Sampel
Sampel yakni sebagian
populasi yang diselidiki.[9]
Dalam penelitian ini,
tidak semua populasi dijadikan sempel, tetapi hanya diambil sebagian yang
mewakili, karena jumlah dalam penelitian ini cukup banyak sehinga tidak mungkin
diteliti semuanya.Mengenai pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto memberikan
pedoman, apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, jika
jumlahnya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10 -15% atau 20-25%.[10]Dengan
demikian, dari jumlah populasi 120 penulis ambil 25%, 30 siswa dengan teknik stratified
sampling.
J.
METODE PENGAMBILAN DATA.
1.
Data
Kepustakaan, dengan membaca, membandingkan dan menganalisis berbagai literatur.
Teknik ini dikenal dengan observasi.
2.
Data Lapangan
A.
Observasi
yaitu "Metode pengamatan atau pencatatan dengan sistematik
terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode observasi ini
digunakan untuk
mendapatkan data yang mudah diamati secara langsung,seperti keadaan sekolah,
letak geografis, keadaan murid, guru dan sebagainya.
B.
Wawancara
yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan
secara sistematis dan bertandaskan kepada tujuan penyelidikan.[11]
C.
Angket yaitu "metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang jawaban dari
responden".[12] Dalam hal ini kuisioner diberikan kepada
murid untuk memperoleh data tentang penggunaan metode sorogan dalam peningkatan
kemampuan membaca Al-Qur'an dengan
memberikan 30 item pertanyaan.
K.
TEKNIS ANALISIS DATA.
a.
Analisis
Pendahuluan
Analisis pendahuluan pada umumnya dilaksanakan pertama kali dengan cara
memasukkan hasil pengolahan data angket/kuesioner ke dalam tabel distribusi
frekuensi.[13]jawaban
dengan kriteria sebagai berikut :
1)
Untuk jawaban
A nilai 3
2)
Untuk jawaban
B nilai 2
3)
Untuk jawaban
C nilai 1
b.
Analisis Uji
Hipotesis
Analisis uji hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
digunakan. Dalam analisis uji hipotesis ini diadakan perhitungan lebih lanjut
mengenai tabel distribusi frekuensi yang ada dalam analisis pendahuluan dengan
menggunakan rumus statistik yaitu rumus korelasi product moment :
Keterangan
:
r :
Koefisien korelasi variabel X dan Y
X :
Variabel pengaruh metode sorogan
Y :
Variabel kemampuan membaca Al-Qur'an
S :
Sigma
c.
Analisis
Lanjut
Analisis lanjut yaitu pengolahan data lebih lanjut dari analisis uji
hipotesis. Dalam hal ini penulis menginterpretasikan hasil analisis uji
hipotesis dengan taraf signifikansi 1 % dan 5 %. Jika signifikan artinya ada
hubungan positif yang berarti hipotesis penulis diterima. Jika non signifikan
artinya hipotesis penulis ditolak.
Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan
koefisien determinasi, yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r2).
Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena variasi yang terjadi pada
variabel dependen (kemampuan membaca Al-Qur'an)
dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel independen
(metode sorogan).[14]
DATFAR PUSTAKA
.
-
Sholah Abdul Qodir Al-Bakriy, Al-Qur'an dan
Pembinaan Insan, PT. Al Ma'arif, Bandung, 1982,
Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, LP3ES,
Jakarta, 1985, Cetakan IV.
-
Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, Pustaka
Pelajar, Jakarta, 1997, hlm. 49.
-
Depdiknas, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
Gramedia, 2008).
-
.A. Battle ,
R.I. Shannun, Gagasan Baru dalam Pendidikan, (Jakarta: Mutiara, 2003).
-
Mansur, Pendidikan
Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).
-
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara,
Jakarta 1989.
-
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1989.
-
Dr. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, CV Alfabeta,
Bandung, 2000, hlm. 216.
[1] Sholah Abdul Qodir Al-Bakriy, Al-Qur'an dan Pembinaan Insan,
PT. Al Ma'arif, Bandung, 1982, hlm. 129.
[3] Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Jakarta,
1997, hlm. 49.
[5] Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hlm. 109
[6] J.A. Battle , R.I. Shannun, Gagasan Baru dalam Pendidikan, (Jakarta:
Mutiara, 2003), Hlm. 178.
[7] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), Hlm. 134
[8] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara,
Jakarta 1989, hlm. 104.
[9] Ibid, hlm. 104
[10] Suharsimi, Op Cit. hlm. 107.
[11] Ibid, hlm. 193.
[12] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,
Bina Aksara, Jakarta, 1989, hlm. 229.
[13] Chalild Narbuka, Pedoman Praktis Membuat Proposal Penelitian,
FT IAIN Walisongo, Semarang.
0 comments:
Post a Comment