I.
PENDAHULUAN
Allah telah memberikan kedudukan kepada Nabi Muhammad sebagai
Rasulullah dengan fungsi antara lain: menjelaskan Al-Qur’an,dipatuhi oleh
orang-orang beriman, menjadi UswatunHasanah dan rahmad bagi seluruh alam.
Berangkat dari pemahaman tersebut, maka untuk mengetahui hal-hal yang harus
diteladani dan yang tidak harus diteladani dari diri Nabi, diperlukan sebuah
penelitian. Dengan demikian, dapat diketahui hadits Nabi yang berkaitan dengan
ajaran Agama Islam, praktek Nabi dalam mengaplikasikan petunjuk Al-Qur’an
sesuai dengan tingkat budaya masyarakat yang sedang dihadapi oleh Nabi dan
sebagainya. Selanjutnya menurut sejarah, seluruh hadits tidak ditulis pada
zaman Nabi.
Nabi Muhammad adalah adalah pusat
perhatian bagi semua umat muslim. Segala perkataan, perbuatan, dan segala sesuatu
yang bersumber dari Nabi Muhammad adalah
sabda yang sangat dianjurkan untuk diteladani. Semua informasi mengenai hal tersebut telah direkam oleh para
sahabat.Rekaman yang mereka miliki tersebut kemudian disebarkan kepada sesama
sahabat, murid, dan tabi’in. Penyebaran hadits tersebut terjadi secara
turun-temurun dari generasi ke generasi.
II.
RUMUSAN
MASLAH.
a.
Biografi
kitab hadits sunan
b.
Biografi
kitab hadits muwatho’
III.
PEMBAHASAAN.
a.
Kitab Sunnan
Kitab Sunnan adalah kitab hadis yang
menghimpun hadis-hadis hukum yang marfu' dan disusun berdasarkan bab-bab fikih.
Di antara kitab-kitab yang termasuk Sunan yang masyhur adalah Sunan Abu Dawud, Sunan
al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa'i dan Sunan Ibnu Majah. Keempat kitab sunan ini
masyhur dengan sebutan al-Sunnan al-Arba'ah. Bila dikatakanal-Sunan
al-Tsalasah, maka maksudnya ketiga sunan yang pertama, yakni selain Sunan Ibnu
Majah. Kitab Sunan ini berbeda dengan kitab Jami’ al-Shahih karena di dalamnya
tidak terdapat pembahasa akidah-akidah dan sirah nabi
yang sebagaimana termuat dalam kitab Jami’ al-Shahih[1].
Bila dikatakan al-Khamsah, maka yang dimaksud adalah al-Sunan al-Arba'ahdan
Musnad Ahmad. Bila dikatakan al-Sittah, maka yang dimaksud adalah Shahihaini
dan al-Sunnan al-Arba'ah. Kitab-kitab Sunan juga mendapat perhatian yang cukup
besar dari umat islam sepanjang masa dan kerap dijadikan sebagai referensi
terutama berkaitan dengan soal hukum. Masih terdapat kitab Sunan yang lain
seperti Sunan al-Qubra karya Baihaqi,Sunan Dar al-Qutni dan lain-lain.
Jika kita mengagumi kitab kumpulan
hadits karya Imam At-Tirmidzi dan Imam An-Nasa’i, maka kita harus terlebih dulu
mengagumi kitab kumpulan hadits karya guru mereka yang juga berjudul
As-Sunan.Kitab yang juga banyak bercorak fiqih itu ditulis muhadits dan faqih besar
pada masanya yaitu Al-Imam Sulaiman bin Imran bin Al-Asy`ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin
Amr bin Imron Al-Azdy As-Sajistani atau biasa disebut Imam Abu Dawud.
Kitab As-Sunan tersebut memuat
4800 hadits yang disaring dari 50.000an hadits. Dan 50.000 hadits itu sendiri
merupakan saringan dari ratusan ribu hadits yang diperolehnya saat berkelanan.
Kumpulan hadits berjumlah 4800 itulah yang lalu ditulis pada kitab As-Sunan.
Selain ahli hadits, Imam Abu Dawud
juga menonjol sebagai seorang faqih, ahli fiqih. Kefaqihan dan keahliannya
dalam ilmu hadits tampak berpadu ketika Imam Abu Dawud mengritik sejumlah
hadits yang bertalian dengan hukum fiqih dan dalam penjelasan bab-bab fiqih pada
kitab-kitab haditsnya. Kedalaman ilmu Abu Dawud tersebut meski luar biasa--
cukup dimaklumi mengingat beliau murid kesayangan Imam Ahmad bin Hanbal,
pendiri madzhab Hanbali.
Jumlah hadits dalam Sunan Abu
Dawud adalah sebanyak 4800 hadits, sebagian ulama menghitungnya sebanyak 5.2.74
hadits.Perbedaan ini dikarenakan sebagian orang menghitung hadits yang diulang
sebagai satu hadits dan sebagian lagi menghitungnya sebagai dua hadits. Abu
Dawud membagi Sunannya dalam beberapa kitab dan tiap kitab dibagi menjadi
beberapa bab. Jumlah kitab sebanyak 35 buah diantaranya ada 3 kitab yang tidak
dibagi dalam bab-bab. Sedangkan jumlah babnya ada 1.871 bab.[2]
b. Muwatho’
Kitab Muwatho’ disusun oleh Imam malik atas
usulan kholifah ja’far al-mansur dan keinginan kuat dari dirinya yang berniat
menyusun kitab yang dapat memudahkan umat islam memahami agamanya,kitab
al-muwatho’ tidak hanya menghimpun hadits nabi,tetapi juga memasukkan pendapat
sahabat,qoul tabi’in,ijma’ ahlul madinah dan pendapat imam malik.menurut Fuad
abdul baqi,al-muwatho’memuat 1825 hadits dengan kualitas yang beragam
denganmetode penyusunan hadits berdasar klasifikasi hokum(abwab fiqhiyah).[3]
Nama lengkapnya adalah Abu
Abdillah Malik bin Anas bin Malik bin Abu ‘Amir bin‘Amr bin al-Harits bin
Gaiman bin Husail bin Amr bin al-Harits al-Ashbahi al-Madani. Di Madinah Ia
dikenal sebagai seorang faqih dan Imam madzhab Maliki. Sehingga
Ia mempunyai beberapa nama laqab, yang di antaranya adalah
al-Ashbahi, al-Madani, al-Faqih, al-Imam, Dar al-Hijrah dan al-Humairi. Kunyah-nya adalah Abu Abdullah, Ia juga memilki
silsilah yang samapi pada salah seorang sahabat, Abu Amir, yang mengikuti
seluruh peperangan yang terjadi pada zaman Nabi kecuali perang Badar. Sedang
kakeknya, Malik,adalah seorang tabi’in yang dikenal sebagai salah satu kibaru
al-tabi’in dan fuqoha kenamaan dan salah satu dari 4 tabi’in yang
jenazahnya diusung sendiri oleh khalifah Usman.Imam Malik dilahirkan di kota
Madinah al-Munawwarah, dari sepasang suami-istri, Anas bin Malik dan Aliyah
binti Syarik bin Abdurrahman, sumber lain lain menyebutkan Suraik. Ayah Imam
Malik bukan Anas bin Malik sahabat Nabi, tetapi Ia adalah seorang tabi’in yang
informasinya dalam buku-buku sejarah sangat minim, hanya saja tercatat
bahwa,ayah Imam Malik tinggal di Zulmarwah, suatu tempat yang terletak di
padang pasir sebelahutara Madinah dan bekerja sebagai pembuat panah.
Mengenai kelahiran Imam Malik,
menurut Nurun Najwah dalam karyamya yang terdapat dalam buku studi kitab
hadits, terdapat beberapa pendapat di alangan para sejarawan. Ada yang
mengatakan 90 H, 93 H, 94 H dan ada juga yang menyatakan 97 H.tetapi mayoritas
mereka lebih cenderung pada 93 H, yaitu bertepatan pada masa Khalifah Sulaiman
bin Abdul Malik bin Marwan. Imam Malik menikah dengan seorang hamba (nama istri
Imam Malik tidak disebutkan dalam buku sejarah) yang kemudian di karuniai 4 keturunan, Mohammad,
Hammad, Yahya, dan Fatimah.
Imam Malik berguru pada 900 orang, 300 di antaranya
adalah dari tabi’in, 600 dari kalangan tabi’it tabi’in. beliau masuk dalam
kategori tani’it tabi’in. Tentang kewafatan Imam Malik, juga terdapat beberapa
pendapat. Ada yang berpendapat tanggal 11, 12, 13, 14 bulan Rajab 179 H dan ada
yang berpendapat tanggal 12 Rabiul Awal
179 H. tetapi pendapat yang banyak di ikuti oleh para sejarawan adalah pendapat
yang di kemukakan oleh Qadi Abu Fadl Iyad yang menyatakan bahwa Imam Malik
meninggal pada hari ahad tanggal 12 Rabiul Awal 179 H dalam usia 87 tahun,
setelah satu bulan menderita sakit dan dikebumikan di kuburan Baqi’. Sebelum Ia
meninggal, Ia sempat berwasiat untuk di kafani dengan kain kafan berwarna putih
dan dishalatkan di tempat dimana Ia meninggal.
IV.
KESIMPULAN.
Demikian uraian tentang kitab hadis
mulai dari pengertiannya, penggunaannya juga urgensinya, dengan simpulan bahwa
setiap kitab mempunyai karakter yang membedakan antara satu dengan yang
lainnya. Dengan uraian di atas penulis berharap agar para pembaca pada umumnya
akan mendapatkan pengetahuan atau gambaran tentang studi kitab hadis. Kitab
hadis tersebut adalah hasil jerih payah para ulama dalammemelihara dan
membukukan hadis. Perhatian mereka terhadap penghimpunan hadis sangatlah besar
sehingga mampu menjadikan karanganya tersebut bermanfaat bagi generasi
penerusnya dalam meneliti sebuah hadis tertentu untuk mendapatkan hujjah yang
sah dari hadis.
V.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Mahmud Thahan, Taisir Musthalah Al-Hadis, Maktabatul
Ma’arifLinnasri Wattauri’, Al-Riyadl 1996,
·
M. Alfatih Suryadilaga, dkk, ulumul hadis, Teras,
Yogyakarta, cet. I, 2010
·
M.Abdurrahman,studi
kitab hadits,Teras 2003,
0 comments:
Post a Comment