kitab hadits sunan dan kitab hadits muwatho’

Description: IAIN.pngDescription: IAIN.png

I.             PENDAHULUAN
Allah telah memberikan kedudukan kepada Nabi Muhammad sebagai Rasulullah dengan fungsi antara lain: menjelaskan Al-Qur’an,dipatuhi oleh orang-orang beriman, menjadi UswatunHasanah dan rahmad bagi seluruh alam. Berangkat dari pemahaman tersebut, maka untuk mengetahui hal-hal yang harus diteladani dan yang tidak harus diteladani dari diri Nabi, diperlukan sebuah penelitian. Dengan demikian, dapat diketahui hadits Nabi yang berkaitan dengan ajaran Agama Islam, praktek Nabi dalam mengaplikasikan petunjuk Al-Qur’an sesuai dengan tingkat budaya masyarakat yang sedang dihadapi oleh Nabi dan sebagainya. Selanjutnya menurut sejarah, seluruh hadits tidak ditulis pada zaman Nabi.
Nabi Muhammad adalah adalah pusat perhatian bagi semua umat muslim. Segala perkataan, perbuatan, dan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad  adalah sabda yang sangat dianjurkan untuk diteladani. Semua informasi mengenai  hal tersebut telah direkam oleh para sahabat.Rekaman yang mereka miliki tersebut kemudian disebarkan kepada sesama sahabat, murid, dan tabi’in. Penyebaran hadits tersebut terjadi secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

II.          RUMUSAN MASLAH.
a.       Biografi kitab hadits sunan
b.      Biografi kitab hadits muwatho’
III.       PEMBAHASAAN.

a.      Kitab Sunnan
Kitab Sunnan adalah kitab hadis yang menghimpun hadis-hadis hukum yang marfu' dan disusun berdasarkan bab-bab fikih. Di antara kitab-kitab yang termasuk Sunan yang masyhur adalah Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa'i dan Sunan Ibnu Majah. Keempat kitab sunan ini masyhur dengan sebutan al-Sunnan al-Arba'ah. Bila dikatakanal-Sunan al-Tsalasah, maka maksudnya ketiga sunan yang pertama, yakni selain Sunan Ibnu Majah. Kitab Sunan ini berbeda dengan kitab Jami’ al-Shahih karena di dalamnya tidak terdapat pembahasa akidah-akidah dan sirah nabi yang sebagaimana termuat dalam kitab Jami’ al-Shahih[1]. Bila dikatakan al-Khamsah, maka yang dimaksud adalah al-Sunan al-Arba'ahdan Musnad Ahmad. Bila dikatakan al-Sittah, maka yang dimaksud adalah Shahihaini dan al-Sunnan al-Arba'ah. Kitab-kitab Sunan juga mendapat perhatian yang cukup besar dari umat islam sepanjang masa dan kerap dijadikan sebagai referensi terutama berkaitan dengan soal hukum. Masih terdapat kitab Sunan yang lain seperti Sunan al-Qubra karya Baihaqi,Sunan Dar al-Qutni dan lain-lain.
Jika kita mengagumi kitab kumpulan hadits karya Imam At-Tirmidzi dan Imam An-Nasa’i, maka kita harus terlebih dulu mengagumi kitab kumpulan hadits karya guru mereka yang juga berjudul As-Sunan.Kitab yang juga banyak bercorak fiqih itu ditulis muhadits dan faqih besar pada masanya yaitu Al-Imam Sulaiman bin Imran bin  Al-Asy`ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Imron Al-Azdy As-Sajistani atau biasa disebut Imam Abu Dawud.
Kitab As-Sunan tersebut memuat 4800 hadits yang disaring dari 50.000an hadits. Dan 50.000 hadits itu sendiri merupakan saringan dari ratusan ribu hadits yang diperolehnya saat berkelanan. Kumpulan hadits berjumlah 4800 itulah yang lalu ditulis pada kitab As-Sunan.
Selain ahli hadits, Imam Abu Dawud juga menonjol sebagai seorang faqih, ahli fiqih. Kefaqihan dan keahliannya dalam ilmu hadits tampak berpadu ketika Imam Abu Dawud mengritik sejumlah hadits yang bertalian dengan hukum fiqih dan dalam penjelasan bab-bab fiqih pada kitab-kitab haditsnya. Kedalaman ilmu Abu Dawud tersebut meski luar biasa-- cukup dimaklumi mengingat beliau murid kesayangan Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri madzhab Hanbali.
Jumlah hadits dalam Sunan Abu Dawud adalah sebanyak 4800 hadits, sebagian ulama menghitungnya sebanyak 5.2.74 hadits.Perbedaan ini dikarenakan sebagian orang menghitung hadits yang diulang sebagai satu hadits dan sebagian lagi menghitungnya sebagai dua hadits. Abu Dawud membagi Sunannya dalam beberapa kitab dan tiap kitab dibagi menjadi beberapa bab. Jumlah kitab sebanyak 35 buah diantaranya ada 3 kitab yang tidak dibagi dalam bab-bab. Sedangkan jumlah babnya ada 1.871 bab.[2]
b. Muwatho’
       Kitab Muwatho’ disusun oleh Imam malik atas usulan kholifah ja’far al-mansur dan keinginan kuat dari dirinya yang berniat menyusun kitab yang dapat memudahkan umat islam memahami agamanya,kitab al-muwatho’ tidak hanya menghimpun hadits nabi,tetapi juga memasukkan pendapat sahabat,qoul tabi’in,ijma’ ahlul madinah dan pendapat imam malik.menurut Fuad abdul baqi,al-muwatho’memuat 1825 hadits dengan kualitas yang beragam denganmetode penyusunan hadits berdasar klasifikasi hokum(abwab fiqhiyah).[3]
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Malik bin Anas bin Malik bin Abu ‘Amir bin‘Amr bin al-Harits bin Gaiman bin Husail bin Amr bin al-Harits al-Ashbahi al-Madani. Di Madinah Ia dikenal sebagai seorang faqih dan Imam madzhab Maliki. Sehingga Ia mempunyai beberapa nama laqab, yang di antaranya adalah al-Ashbahi, al-Madani, al-Faqih, al-Imam, Dar al-Hijrah dan al-Humairi. Kunyah-nya adalah Abu Abdullah, Ia juga memilki silsilah yang samapi pada salah seorang sahabat, Abu Amir, yang mengikuti seluruh peperangan yang terjadi pada zaman Nabi kecuali perang Badar. Sedang kakeknya, Malik,adalah seorang tabi’in yang dikenal sebagai salah satu kibaru al-tabi’in dan fuqoha kenamaan dan salah satu dari 4 tabi’in yang jenazahnya diusung sendiri oleh khalifah Usman.Imam Malik dilahirkan di kota Madinah al-Munawwarah, dari sepasang suami-istri, Anas bin Malik dan Aliyah binti Syarik bin Abdurrahman, sumber lain lain menyebutkan Suraik. Ayah Imam Malik bukan Anas bin Malik sahabat Nabi, tetapi Ia adalah seorang tabi’in yang informasinya dalam buku-buku sejarah sangat minim, hanya saja tercatat bahwa,ayah Imam Malik tinggal di Zulmarwah, suatu tempat yang terletak di padang pasir sebelahutara Madinah dan bekerja sebagai pembuat panah.
Mengenai kelahiran Imam Malik, menurut Nurun Najwah dalam karyamya yang terdapat dalam buku studi kitab hadits, terdapat beberapa pendapat di alangan para sejarawan. Ada yang mengatakan 90 H, 93 H, 94 H dan ada juga yang menyatakan 97 H.tetapi mayoritas mereka lebih cenderung pada 93 H, yaitu bertepatan pada masa Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan. Imam Malik menikah dengan seorang hamba (nama istri Imam Malik tidak disebutkan dalam buku sejarah) yang  kemudian di karuniai 4 keturunan, Mohammad, Hammad, Yahya, dan Fatimah.
Imam Malik berguru pada 900 orang, 300 di antaranya adalah dari tabi’in, 600 dari kalangan tabi’it tabi’in. beliau masuk dalam kategori tani’it tabi’in. Tentang kewafatan Imam Malik, juga terdapat beberapa pendapat. Ada yang berpendapat tanggal 11, 12, 13, 14 bulan Rajab 179 H dan ada yang berpendapat tanggal 12 Rabiul  Awal 179 H. tetapi pendapat yang banyak di ikuti oleh para sejarawan adalah pendapat yang di kemukakan oleh Qadi Abu Fadl Iyad yang menyatakan bahwa Imam Malik meninggal pada hari ahad tanggal 12 Rabiul Awal 179 H dalam usia 87 tahun, setelah satu bulan menderita sakit dan dikebumikan di kuburan Baqi’. Sebelum Ia meninggal, Ia sempat berwasiat untuk di kafani dengan kain kafan berwarna putih dan dishalatkan di tempat dimana Ia meninggal.

IV.       KESIMPULAN.
Demikian uraian tentang kitab hadis mulai dari pengertiannya, penggunaannya juga urgensinya, dengan simpulan bahwa setiap kitab mempunyai karakter yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Dengan uraian di atas penulis berharap agar para pembaca pada umumnya akan mendapatkan pengetahuan atau gambaran tentang studi kitab hadis. Kitab hadis tersebut adalah hasil jerih payah para ulama dalammemelihara dan membukukan hadis. Perhatian mereka terhadap penghimpunan hadis sangatlah besar sehingga mampu menjadikan karanganya tersebut bermanfaat bagi generasi penerusnya dalam meneliti sebuah hadis tertentu untuk mendapatkan hujjah yang sah dari hadis.

V.          DAFTAR PUSTAKA
·         Mahmud Thahan, Taisir Musthalah Al-Hadis, Maktabatul Ma’arifLinnasri Wattauri’, Al-Riyadl 1996,
·         M. Alfatih Suryadilaga, dkk, ulumul hadis, Teras, Yogyakarta, cet. I, 2010
·         M.Abdurrahman,studi kitab hadits,Teras 2003,




 [1] Mahmud Thahan, Taisir Musthalah Al-Hadis, Maktabatul Ma’arifLinnasri Wattauri’, Al-Riyadl 1996, Hal. 169
[2] M. Alfatih Suryadilaga, dkk, ulumul hadis, Teras, Yogyakarta, cet. I, 2010
[3] M.Abdurrahman,studi kitab hadits,Teras 2003,Hal.20
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment